السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Rabu, 18 Maret 2015

You Are Great: Tips Meningkatkan Keberhargaan Diri

Luangkan waktumu sejenak untuk mencoba tes yang disusun oleh Rosenberg (1965) berikut ini.
Pada pernyataan-pernyataan dibawah ini, jawablah sesuai instruksi berikut. Pilih angka “1” jika kamu sangat tidak setuju dengan pernyataan dan angka “4” jika kamu merasa sangat setuju dengan pernyataan. Pilih angka “2” atau “3” jika opinimu berada di antara sangat tidak setuju dan sangat setuju, tergantung kamu lebih condong ke arah mana.

1. Aku merasa diriku berada pada level yang sama dengan orang lain.
1 2 3 4
2. Aku merasa memiliki kualitas-kualitas yang bagus dalam diriku.
1 2 3 4
3. Aku sering merasa bahwa diriku adalah sebuah kegagalan.
1 2 3 4
4. Aku mampu melakukan berbagai hal sebaik yang dilakukan orang.
1 2 3 4
5. Aku merasa tidak banyak yang bisa dibanggakan pada diriku sendiri.
1 2 3 4
6. Aku mengambil sikap positif terhadap diriku sendiri.
1 2 3 4
7. Secara umum, aku puas dengan diriku sendiri.
1 2 3 4
8. Aku berharap bisa lebih menghargai diriku sendiri.
1 2 3 4
9. Kadang-kadang aku merasa tidak berguna.
1 2 3 4
10. Kadang-kadang aku berpikir bahwa aku tidak memiliki kelebihan sama sekali.
1 2 3 4
Sekarang perhatikan jawaban kalian.Untuk nomor 1, 2, 4, 6, dan 7 berikan nilai satu poin jika kalian menjawab 1, dua jika menjawab 2, dan seterusnya. Sebaliknya, untuk nomor 3, 5, 8, 9, 10 berikan nilai satu poin jika kalian menjawab 4, dua jika kalian menjawab 3, tiga jika kalian menjawab 2, dan empat jika kalian menjawab 1.
Berapa poin yang berhasil kalian kumpulkan?
Nilai paling kecil adalah 10 sementara nilai paling besar adalah 40.Semakin besar poin yang kalian peroleh, semakin kalian menganggap bahwa diri kalian berharga.
Ahli-ahli psikologi mendefinisikan rasa harga diri dengan sebuah istilah yang disebut self-esteem. Dalam buku mereka, Baron, Branscombe, & Byrne (2008) melihat self-esteem sebagai penilaian yang kita miliki mengenai diri kita sendiri. Keseluruhan sikap mengenai diri ini bisa dinilai kecenderungannya, apakah positif atau negatif.
Sebagai contoh, siswa SMA yang melihat dirinya pintar tetapi kurang mampu bersosialisasi, kurang memiliki bakat di bidang seni, dan olah raga mungkin akan merasa dirinya kurang berharga (negatif) karena ia merasa kekurangannya lebih banyak daripada kelebihannya.Sementara itu, siswa SMA yang melihat nilai plus yang dimilikinya cukup banyak – pintar, mampu bersosialisasi dengan teman-temannya, dan berbakat dalam bidang seni dan olah raga – akan merasa dirinya sangat berharga (positif).
Bagaimana kamu menilai dirimu sendiri? Apakah positif atau negatif?
Self-esteem ini sangatlah penting dalam kehidupan kita. Bayangkan jika kita merasa bahwa diri kita tidak berguna. Apapun yang kita lakukan rasanya tidak ada artinya. Kita mungkin akan merasa sedih, galau, atau mungkin juga marah, kecewa, bahkan depresi (Curie & Arons, n.d.). Pekerjaan, hubungan sosial, dan aktivitas-aktivitas kita yang lain bisa terganggu karena penilaian kita yang cenderung negatif itu.
Bagaimana dengan kalian sendiri?Apakah kalian merasa diri kalian memiliki rasa keberhargaan diri yang rendah? Jika iya, Curie & Arons dari Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA) memberikan beberapa tips yang bisa kalian lakukan sehari-hari.

1. Jagalah tubuh kalian sendiri

Seringkali mereka yang merasa tidak berharga, juga merasa bahwa kesehatan fisik dan keadaan tubuh mereka tidak penting. Padahal, tubuh yang sehat menandakan seberapa peduli seseorang pada diri mereka sendiri. Mulailah pedulikan kesehatan kalian sendiri. Atur kebiasaan kalian sehari-hari, seperti pola makan dan waktu istirahat. Usahakan untuk tidak terus menerus berpikir mengenai apa yang dibutuhkan dan dipedulikan orang lain. Pikirkan mengenai kondisi tubuh kalian sendiri.

2. Habiskan waktu bersama orang-orang yang tepat

Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas bersama orang-orang yang membuat kalian merasa nyaman atau membuat kalian dihargai.Sebaliknya, hindari orang-orang yang membuat kalian merasa tidak dihargai.

3. Ubah pesan negatif dalam kepala kalian

Banyak orang belajar sejak kecil untuk berpikir negatif mengenai diri sendiri.Pikiran semacam ini muncul terutama saat kita sedang dalam kondisi atau situasi yang sulit. Pesan-pesan negatif yang sering muncul diantaranya “aku ini pengecut”, “aku ini tidak berguna”, “aku tidak pernah melakukan apapun dengan benar”, dan lain-lain.
Setiap kali kalian berpikir mengenai pesan-pesan negatif itu, lawanlah dengan pemikiran yang positif. Ubahlah “aku tidak berguna” menjadi “aku ini berharga, sama seperti orang lain”. Ubahlah “aku selalu membuat kesalahan” menjadi “aku bisa mengerjakan berbagai hal”.Ubahlah “aku bodoh” menjadi “aku mampu, aku cerdas”.Ulangi pesan-pesan positif itu. Kalau perlu, teriaklah.Tuliskan dengan font size yang besar. Pajang tulisan-tulisan itu di tempat dimana kamu akan selalu melihatnya.

4. Berikan dirimu sendiri hadiah

Saat kamu merasa bahwa diri kamu telah berhasil mencapai sesuatu, ingatlah untuk memberikan diri kalian sendiri apresiasi. Apresiasi ini bisa dalam berbagai bentuk, seperti melakukan aktivitas yang kalian sukai, membeli barang-barang yang kalian sukai, atau sekedar memuji diri kalian sendiri atas apa yang telah kalian raih. Mereka yang merasa rendah diri seringkali menghukum kegagalan mereka, tapi tidak pernah memberikan penghargaan pada keberhasilan mereka.
Bagaimana kamu menilai dirimu sendiri? Apakah positif atau negatif?
Jika keadaan terasa sangat berat, janganlah ragu untuk meminta bantuan pada orang-orang di sekitarmu. Terakhir, ingatlah selalu untuk mengulang-ulang kalimat ini dalam kepala kalian kapanpun kalian merasa diri kalian tidak berharga:
"Aku itu istimewa, unik, dan berharga. Aku pantas untuk merasa lebih baik mengenai diriku sendiri."
Sumber yang dipakai:
Baron, R.A., Branscombe, N.R., & Byrne, D. (2008).Social psychology, 12th Ed. USA: Pearson.
Curie, S.W., & Arons, B.S. (n.d.).Building self-esteem: A self-help guide. Rockville, MD: SAMHSA.
Rosenberg, M. (1965).Society and the adolescent self-image. Princeton, NJ: Princeton University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar