Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan
oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi
adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang
seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan
bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi
tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi
tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
u Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta
persetujuan tindakan
u Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
u Pastikan pencahayaan baik
u Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian
yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu
pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
u Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
- kapas
- senter
- termometer
- stetoskop
- selimut bayi
- bengkok
- timbangan bayi
- pita ukur/metlin
- pengukur panjang badan
PROSEDUR
- Jelaskan pada ibu dan
keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
- Lakukan anamnesa riwayat
dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu
(maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
- Susunalat secara ergonomis
- Cuci tangan menggunakan
sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
- Memakai sarung tangan
- Letakkan bayi pada tempat
yang rata
PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
- Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau
kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan.
Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
- Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di
tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan
kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak
lentur.
- Ukur lingkar
kepala
Pengukuran dilakukan
dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
- Ukur lingkar dada
ukur lingkar dada
dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui
kedua puting susu)
PEMERIKSAAN FISIK
- Kepala
Ø Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah
ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan
bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran
spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga
ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior
harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibatprematuritas atau
hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali.
Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial,
sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel
ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya
trisomi 21
Ø Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput
suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Ø Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ;
anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
- wajah
wajah harus tampak
simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi
di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau
sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti
laserasi, paresi N.fasialis.
- Mata
Goyangkan kepala bayi
secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Ø Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Ø Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang
belum sempurna
Ø Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan
tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
Ø Katarak kongenital akan mudah terlihat
yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan
bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek
retina
Ø Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina
Ø Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh
kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
Ø Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down
- Hidung
Ø Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan
lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Ø Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut
harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana
bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
Ø Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
Ø Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping
hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar